KOMPAS.com – Kalori memang dapat diperoleh dari mana saja, baik dari makanan maupun minuman. Softdrink atau minuman ringan adalah salah satunya. Namun beberapa orang mungkin menyangkal bahwa softdrink yang patut "disalahkan" pada kenaikan berat badan mereka. Karena masih banyak sumber kalori lain yang mungkin saja menjadi penyebab obesitas.
Otak manusia tidak mampu mendeteksi kalori dalam bentuk cair, berbeda halnya dengan kalori dalam bentuk padat
Sebuah penelitian baru mungkin dapat menjelaskan secara ilmiah tentang anggapan ini. Hasil penelitian menunjukkan, otak manusia tidak mampu mendeteksi kalori dalam bentuk cair, berbeda halnya dengan kalori dalam bentuk padat. Hal ini membuat kecenderungan tubuh kita untuk mengonsumsinya secara berlebihan.
Simone French, direktur asosiasi dari Pusat Pencegahan Obesitas University of Minnesota Amerika Serikat mengatakan, "memang benar bahwa kalori adalah kalori. Namun kalori yang berasal dari soda dan minuman manis lainnya dapat sangat mudah untuk dikonsumsi secara berlebihan dibandingkan dengan kalori dari makanan padat."
"Tubuh kita tidak benar-benar sensitif detektor kalori dalam bentuk cair," tambah French.
Tubuh manusia memang membutuhkan kalori, tetapi sudah dapat tercukupi dari makanan yang kita makan, seperti dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein, dan lemak. Kalau pun ada "sisa tempat" untuk tambahan kalori, American Heart Association mengatakan hanya 100 kalori per hari bagi wanita, dan 150 kalori per hari untuk pria.
French mengatakan bahwa softdrink adalah sumber "kosong" kalori. Sehingga orang yang meminumnya kehilangan kesempatan untuk makan lebih banyak makanan bergizi.
"Sebanyak 100 kalori dari softdrink menggantikan sesuatu yang lebih sehat yang Anda bisa mengkonsumsi untuk memiliki pola makan yang sehat. Dan jika kalori yang Anda konsumsi lebih banyak dari kebutuhan Anda, maka dapat menyebabkan penambahan berat badan," papar French.