Kompas.com - Badan Narkotika Nasional memutuskan melakukan tes rambut untuk mendalami penggunaan narkotika kepada beberapa orang yang ditangkap di rumah presenter berinisial R beberapa hari lalu. Analisis rambut dinilai memiliki kelebihan untuk mendeteksi endapan racun kimia dalam tubuh.
Dr.Iskandar Irwan Hukom, Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), menjelaskan analisa rambut memberikan informasi pola permanen dari kantong rambut.
"Tes rambut paling peka terhadap semua zat-zat kimia yang masuk dalam tubuh. Ini karena akar rambut menyimpan sisa metabolisme dalam 3-6 bulan terakhir," katanya ketika dihubungi Kompas.com.
Berbeda dengan tes rambut, tes urin hanya mencerminkan ada tidaknya zat kimia dalam darah untuk jangka waktu pendek, yakni beberapa jam saja.
Untuk melakukan tes rambut, menurut Iskandar, baru bisa dilakukan tiga hari pasca penangkapan. "Kalau baru ketangkap zat-zatnya belum mengendap sehingga tidak akan terlihat hasil yang bermakna,' katanya.
Menurut Iskandar, psikotropika yang mengendap paling lama di tubuh adalah kokain dan ganja.
Dalam rambut, kuku, dan gigilah, mineral-mineral dalam bentuk kecil disimpan. Rambut manusia merupakan rekaman sejarah yang bisa merefleksikan perubahan metabolisme. Selama struktur rambut tidak berubah, mineral tertanam dalam rambut dan kadarnya tidak berubah walaupun rambut memanjang.
Pemakaian analisis rambut sebetulnya telah dikenal sejak tahun 1800-an, terutama untuk melihat keberadaan racun arsenikum. Dalam perkembangannya, analisis rambut lebih banyak dikenal oleh dunia forensik, riset ilmiah, dan pengetesan obat.
Di banyak negara tes rambut juga dipakai untuk mendapatkan bukti kuat dari penggunaan obat-obatan terlarang.