Kompas.com - Kebanyakan wanita berharap tubuhnya lebih langsing, namun tak ada yang ingin tubuhnya lebih berotot. Padahal, otot yang lemah berdampak besar bagi kesehatan sehingga kita lebih rentan terkena osteoporosis, artritis, sampai nyeri punggung.
Para pakar menyebutkan, dibanding dengan generasi para orangtua atau nenek, saat ini otot manusia semakin lemah, terutama pada kaum wanita. Seiring dengan meningkatnya berat badan manusia, otot-otot semakin melemah.
"Saya melihat ada penurunan secara besar-besaran pada kekuatan otot wanita. Ada wanita kurus yang tidak punya otot untuk menunjang punggungnya, dan wanita kegemukan yang tidak punya otot di bawah lemaknya," kata Sammy Margo, fisioterapis yang berpraktik di London, Inggris.
Manusia memiliki sekitar 650 otot yang membantu tubuh untuk bergerak. Selain otot yang melekat pada kerangka yang disebut otot lurik, ada pula otot polos yang terdapat pada organ dalam seperti lambung, uterus, kandung kemih, dan dinding pembuluh darah.
Otot memiliki peran vital untuk melindungi persendian dan tulang. Karena itu sangat penting untuk mulai membangun otot sejak usia dini untuk mencegah gangguan. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan kekuatan otot bisa jadi kunci panjang umur.
Menurut Margo, otot yang kuat juga penting untuk mencegah nyeri punggung. Ia bahkan menyebut otot perut dan otot batang tubuh yang lemah sebagai penyebab semakin populernya nyeri punggung pada manusia modern. Otot perut jugalah yang membantu kita tetap tegap saat duduk dan berdiri.
"Jika otot perut lemah, kita akan menjadi bungkuk atau duduk merosot. Selain itu akan terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot, tendon, ligamen, dan diskus punggung. Hal tersebut akan memicu inflamasi dan dalam jangka panjang menyebabkan nyeri kronik," katanya.
Selain nyeri punggung, otot yang lemah juga menyebabkan kita nyeri pada leher, pundak, bahkan kaki. "Sebenarnya kita bisa mencegah atau menunda perlunya operasi penggantian lutut hanya dengan cara membangun otot yang kuat," katanya.
Olahraga
Otot yang kuat bisa dibentuk lewat aktivitas fisik dan pola makan. "Tetapi sayangnya sebagian besar wanita malas olahraga, takut makan banyak, dan karenanya mereka memiliki otot yang lemah," kata Ken Fox, profesor bidang kesehatan dan olahraga dari Universitas Britol.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Women's Sport and Fitness Foundation menyebutkan 40 persen wanita mengatakan motivasi utama mereka berolahraga adalah supaya penampilan tubuh lebih baik. Sementara itu sepertiga mengatakan mereka merasa mendapat tekanan untuk menjadi kurus dibanding supaya lebih sehat.
Kaum wanita juga menghindari olahraga untuk membentuk otot seperti angkat beban karena tidak ingin ototnya berbentuk. Padahal, secara alamiah sebenarnya sulit bagi wanita untuk "berotot" karena hormon-hormonnya.
Olahraga pembentuk otot atau latihan resistensi akan memicu pertumbuhan otot dengan menyebabkan terjadinya sedikit trauma pada otot. Kemudian tubuh akan memperbaiki kerusakan itu dengan menambahkan protein ke otot sehingga kekuatan dan ukurannya bertambah
Testosteron adalah hormon yang akan memicu proses itu sehingga para pria secara alamiah memiliki otot yang lebih besar. Itu sebabnya seorang wanita harus melakukan usaha lebih keras jika ingin membentuk otot.
Membentuk otot seharusnya dimulai sejak usia dini. Ini berarti anak-anak harus lebih banyak berakivitas fisik ketimbang duduk-duduk menonton TV atau bermain games. Anak-anak sebaiknya lebih banyak berlari, melompat, atau melempar bola.
Menurut Dr.Gavin Sadercock, ahli bidang kedokteran olahraga, kemampuan melakukan sit-up sangat penting karena kemampuan itu bisa menjadi indikator risiko nyeri punggung di usia dewasa.
Otot yang kuat juga memerlukan asupan protein, yang sangat penting untuk struktur dan berfungsinya sel-sel otot. Sumber protein terbaik sebenarnya berasal dari susu dan produk turunannya, serta daging. Setiap hari kita disarankan mengonsumsi 60 gram daging, yang setara dengan 200 gram dada ayam atau 8 ons daging steak.