KOMPAS.com - Si kecil, usia prasekolah, lebih dekat dengan tantenya ketimbang orangtuanya. Kalau ini yang terjadi dalam keluarga Anda, sebetulnya orangtua tidak perlu terlalu khawatir dengan kedekatan anak dan tantenya. Belum tentu di usia sekolah atau remaja, si anak lebih dekat dengan tantenya ketimbang orangtuanya. Semua tergantung pada pengasuhan orangtua.
Hubungan kedekatan antara si kecil dengan kerabat tetap ada manfaatnya. Melalui kedekatan ini, anak belajar berinteraksi lebih luas lagi dengan orang dewasa terdekat lainnya di luar ayah ibunya. Pengaruhnya sangat baik ketika si kecil sudah besar, di mana anak dituntut lebih mandiri. Istilahnya anak tak lagi "dikeloni" oleh orangtua.
Bagi si kecil, dekat dengan seorang kerabat berarti ada pelindungnya. Ketika suatu saat anak mengalami suatu masalah, kesedihan, kesusahan, maka ada tempat yang bisa didatangi, yaitu orang yang dianggapnya dekat selain ibunya. Meski bukan orangtuanya, ada orang yang bisa ia percaya untuk dapat melindungi dan mendukung dirinya daripada curhat atau berlindung ke orang lain yang belum tentu malah melindunginya.
Penelitian menunjukkan, relasi dini dengan siapa pun (tak harus dengan orangtua) berperan besar dalam membentuk kepribadian anak yang terbuka, hangat, dan punya empati. Maka, alih-alih dongkol atau cemburu dengan kedekatan anak dan tantenya, lebih baik membuat batasan, dengan siapa saja anak boleh membangun kedekatan.
Bukankah zaman sekarang banyak anak terjerat dengan masalah kenakalan dan narkoba? Sebagian besar ditengarai akibat anak tak punya sosok yang dekat di rumah sehingga keliru berteman atau membina relasi yang salah dengan orang lain.
(Tabloid Nakita/Dedeh Kurniasih)
Editor :
wawa