Kompas.com - Bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar beresiko tinggi menderita alergi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara normal.
Para ahli percaya bayi yang dilahirkan lewat persalinan normal lebih tahan karena mereka sudah terpapar bakteri ibunya. Hasil temuan terbaru ini semakin menguatkan "hipotesis higienis" yang mengaitkan alergi pada anak-anak dengan kondisi terlalu bersih di usia bayi.
Dr.Christine Cole Johnson dari Henry Ford Hopital yang memimpin riset ini mengatakan, paparan mikroorganisme sejak awal kehidupan bayi akan berdampak besar pada sistem imun tubuh serta terjadinya alergi.
"Kami percaya paparan bakteri pada jalan lahir adalah faktor yang berpengaruh besar pada sistem imun bayi," kata Johnson.
Johnson dan timnya mempelajari 1.258 bayi dan menguji bayi itu ketika mereka berusia sebulan, enam bulan, setahun, dan dua tahun.
Di usia dua tahun, bayi yang lahir secara caesar lebih mungkin menderita alergi yang dipicu oleh alergen umum seperti kutu debu atau bulu anjing dan kucing.
Kemudian sampel tinja dan tali pusar tiap bayi dianalisa, bersama dengan contoh darah orangtua, cairan ASI, dan kutu debu. Informasi mengenai riwayat alergi atau asma di keluarga juga dikumpulkan, selain juga mengenai hewan peliharaan, paparan asap rokok, penyakit yang diderita bayi, penggunaan obat, serta aspek kehamilan.
Menurut Maureen Jenkins, dari organisasi Allergy Inggris menjelaskan, dalam proses persalinan normal, bayi akan melambat di jalan lahir dan menelan bakteri normal. Bakteri tersebut berperan besar melindungi bayi dari alergi.
"Pada persalinan lewat operasi caesar, bayi tidak memiliki kontak dengan jalan lahir. Mereka langsung diambil dari lingkungan yang steril sehingga risiko alergi lebih besar," katanya.