KOMPAS.com - Busana bisa membuat para perempuan terlihat lebih cantik dan feminin. Di Indonesia Fashion Week 2013 lalu, tiga desainer: Stella Rissa, Friederich Herman, dan Addy van den Krommenacker menghadirkan koleksi busana-busana yang menonjolkan feminitas dan kekuatan perempuan.
"The Art of Understanding" dari Stella Rissa menggambarkan suasana hati perempuan yang bahagia. Karakter sensual perempuan ditonjolkan dengan gaya hyper-feminine yang tren di tahun '40-an. Keseluruhan koleksinya menggambarkan sosok perempuan yang percaya diri, dan bersinar karena kecerdasannya. Keanggunan busana ini ditampilkan dengan detail yang rapi.
Stella menawarkan atasan bergaya drop shoulder dengan tali bahu di ujung pundak, rok berpinggang tinggi dengan bagian bawah yang menggembung, gaun yang pas di badan dengan rok yang melebar di bagian bawah, juga jaket berstruktur yang dipadukan dengan rok panjang berbahan silk organza yang tipis.
Stella menghadirkan warna-warna yang cukup atraktif seperti pink, krem, ungu, dan kuning pastel, yang dikombinasikan dengan merah bata dan biru pekat. Sedangkan bahan yang dipilih adalah bahan-bahan yang ringan melambai seperti sifon, sutera katun, juga linen, katun, dan kulit.
"Untuk melengkapi keanggunannya, saya juga membuat kalung-kalung batu yang dicat dengan cat tembok yang beraneka warna," ungkap Stella saat konferensi pers di Jakarta Convention Center, beberapa waktu lalu.
Stella Rissa
Dalam pekan mode tahunan Indonesia ini, Friederich Herman menerjemahkan tema "Collective Passion and Switching Off" dalam desain busana yang modern. Koleksinya terinspirasi dari keindahan yang tersirat melalui kerumitan hidup modern saat ini.
Ia memberikan elemen maskulin dan detail motif yang elegan dan sensual. Cutting busananya terdiri atas blazer, blus, dan rok. Bahan kulit yang digunakannya menampilkan gaya yang effortless dan multiguna, bisa dikenakan dalam momen apa saja.
Friederich Herman
Tak mau kalah dengan desainer Indonesia, desainer Belanda Addy van den Krommenacker menghadirkan koleksi gaun red carpet yang menawan. Berbeda dengan dua desainer sebelumnya, Addy menampilkan gaun bergaya couture. "Dalam menciptakan busana saya selalu terinspirasi dari gaya elegan seorang perempuan yang duduk di bar dengan evening gown yang berkilau," ungkap Addy.
Jika biasanya ia selalu membuat busana yang beraneka warna, kali ini Addy menantang dirinya sendiri untuk membuat gaun dengan tiga warna saja, yaitu perak, hitam, dan putih. Gaun-gaun panjang berkilau dan penuh lipit kecil mendominasi gaun-gaun kreasinya.
Addy van den Krommenacker
Editor :
Dini