KOMPAS.com – Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia merupakan pasar menggiurkan bagi produsen fashion di seluruh dunia. Pertumbuhan ekonomi yang baik, dan pergerakan kaum menengah yang makin meningkat, menjadikan Indonesia sebagai daya tarik tersendiri bagi pengusaha retail seluruh dunia.
Terbukti banyak gerai fashion high street dunia yang membuka bisnisnya di sini. Sebut saja H&M dari Swedia, Zara, Topshop, Forever 21, Uniqlo dari Jepang, dan yang akan segera tiba adalah Galeries Lafayette dari Perancis. Dengan masuknya toko ritel fashion asing ini, apakah para desainer dan pengusaha fashion dalam negeri merasa terancam?
"Saya melihat ini sebagai sebuah persaingan yang sehat bagi para desainer Indonesia untuk lebih tertantang dan berinovasi," ujar Biyan Wanaatmaja, desainer senior, pada malam final kontes Fashion is You di Fable, Fairground, SCBD, Jakarta, Jumat (8/3/2013) lalu.
Menurut Biyan, dengan pergerakan dunia yang makin global dan semakin datar, kedatangan produk asing tak bisa dibendung apalagi dihindari.
"Indonesia adalah pasar yang menggiurkan, itu satu hal. Hal lain, dunia lebih global dan kita tak bisa menutup diri. Saya melihat ini sebagai pertumbuhan fashion yang dinamis. Dan saya optimis bahwa desainer Indonesia tidak akan kalah bersaing, sebab bagaimana pun mereka yang lebih mengenal karakter negerinya dan di situ letak kelebihannya," papar Biyan pada Kompas Female.
Dia pun mengingatkan, untuk bersaing dengan dunia dan pemikiran yang global, yang tak boleh ketinggalan adalah rasa kelokalan dari masyarakat Indonesia. "Kita harus memiliki kebanggaan sebagai orang Indonesia, dan memiliki identitas sebagai Indonesia. Jangan kehilangan hal tersebut. Sebab semua bangsa asing yang masuk ke sini mau tak mau harus belajar tentang Indonesia, mengenal Indonesia."
Menanggapi perkembangan fashion dalam negeri yang makin dinamis, menurut Biyan seluruh kalangan yang bergerak di industri fashion harus lebih bersinergi. "Semakin banyak mata rantai yang terbentuk dalam industri ini, akan membuat fashion Indonesia lebih maju," tukasnya.
Editor :
Dini