Kompas.com - Bila setelah setahun menikah dan selalu rutin berhubungan seksual kehamilan tak juga datang, Anda dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan kesuburan penting untuk mencari kelainan yang mungkin bisa diperbaiki.
Sayangnya dalam sebuah survei terhadap pasien di beberapa rumah sakit di Indonesia diketahui masih banyak pasangan yang takut memeriksakan diri. Hampir 56 persen pasien menjawab mereka takut akan diagnosis mandul jika periksa ke dokter.
Pemeriksaan kesuburan idealnya dilakukan kedua belah pihak, suami dan istri. Menurut dr.Indra C Anwar, Sp.OG, pihak wanita menyumbang sekitar 45 persen penyebab sulit hamil, sedangkan pada pria sekitar 40 persen.
"Yang 15 persen tidak diketahui penyebabnya," katanya dalam acara temu media mengenai perkembangan terkini infertilitas dan bayi tabung di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sekitar 75 persen pasangan akan berhasil hamil dalam waktu 6 bulan setelah menikah dan 85 persen hamil dalam periode setahun.
"Kurang dari 5 persen diantaranya akan hamil dalam periode 6 bulan berikutnya. Pasangan yang kurang subur sekitar 1-3 persen," kata dokter dari Klinik Teratai RS Gading Pluit Jakarta ini.
Ditambahkan oleh dr.Budi Wiwengko, Sp.OG, pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan jika setahun setelah menikah pasangan belum juga memiliki keturunan. "Tetapi pada kasus-kasus tertentu pemeriksaan bisa dilakukan lebih cepat, tidak perlu menunggu setahun," kata dokter yang biasa disapa Iko ini.
Menurut Iko, wanita yang menikah di atas usia 35 tahun, memiliki gangguan haid sebelumnya, atau pernah melakukan kuret dan menderita infeksi rahim, wajib memeriksakan diri secepatnya.
Ada sejumlah tes yang perlu dilakukan, antara lain pemeriksaan anatomi organ reproduksi dengan USG, pemeriksaan tes darah untuk mengetahui kadar hormon, pemeriksaan sperma dan sel telur, dan sejumlah tes tambahan lainnya sebagai penunjang.
Penyebab sulit hamil pada seseorang memang masih diliputi misteri. Namun menurut Indra cukup banyak kelainan-kelainan pada organ reproduksi yang masih bisa diperbaiki, baik dengan obat atau pun tindakan operasi.
"Jika sulit hamilnya ternyata karena gangguan pematangan sel telur, gangguan sperma, atau ketidakseimbangan hormon, masih bisa diatasi dengan obat," kata Indra.
Sementara itu jika gangguan kesuburan disebabkan oleh endometriosis atau kista, serta perlengketan rahim, biasanya diperlukan tindakan pembedahan.
"Pada kasus kelainan yang sifatnya permanen, masih bisa dibantu dengan program bayi tabung," katanya.