Bagaimana Tokoh Fiktif dapat Mengubah Diri Anda

Psikologi - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
Bagaimana Tokoh Fiktif dapat Mengubah Diri Anda
Apr 15th 2013, 10:38

KOMPAS.com - Sosok atau tokoh dalam suatu cerita fiksi ternyata dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan seseorang.  Penelitian menunjukkan, di saat seseorang larut dalam suatu cerita atau kisah, mereka cenderung secara tidak sadar terpengaruh oleh kepribadian sang tokoh favorit dalam cerita tersebut.  

Para ahli menyebut fenomena ini sebagai experience taking. Dalam situasi ini, seseorang secara tidak sadar dan perlahan mengadopsi tingkah laku, pikiran, kepercayaan, dan respon internal yang dilakukan tokoh dalam suatu cerita. Sosok yang dipilih, tentu saja yang dirasa sesuai selera pembaca.

Riset yang membuktikan hal ini dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology. Penelitian dilakukan oleh Geoff Kaufman dari Tiltfactor Laboratory di Dartmouth College in Hanover, New Hamphire, and Lisa Libby, dari Ohio State University. Mereka melibatkan 500 responden dari area Ohio, yang dibagi menjadi 6 kelompok. Experience taking mengubah perlahan perilaku pembaca dari kebiasaannya sehari-hari.

"Hal ini terutama ditemukan pada narasi yang menggunakan sudut pandang orang pertama. Fenomena bawah sadar ini mengubah cara responden memandang dunia, dirinya, dan kelompok sosial," kata Kaufman.

Cara menceritakan juga berperan penting pada terjadinya experience taking. Kaufman mengadakan experimen terhadap 70 heteroseksual yang membaca kisah tentang homoseksual. Karakter protagonis homoseksual yang terekspose pada akhir cerita berefek lebih besar, dibanding yang terbaca sejak awal.

Untuk menghindari experience taking, penulis cerita hendaknya menjelaskan karakter si tokoh. Penjelasan sejak awal akan mempengaruhi rasa simpati yang timbul. Jika pembaca mengerti karakter tokoh, rasa simpati yang timbul dapat dibatasi. Sehingga pembaca tidak larut sepenuhnya dalam karakter tokoh cerita.

Pembaca juga dapat menghindari experience taking, apabila tidak kehilangan konsep dan sistem diri. Kaufman mengatakan experince taking akan terajdi bila si pembaca melepas potret diri dan benar-benar larut dalam cerita untuk merasakan pengalaman sang tokoh. Hal tersebut tidak mungkin didapat dari orang dengan kepribadian dan identitas kuat.

Namun fenomena experience taking tidak ditemukan pada responden yang memilih menonton film. "Pada penonton film fenomenanya disebut perspective taking," kata Kaufman. Perspective taking adalah seseorang menyamakan persepsi dengan tokoh dalam film. Penyamaan persepsi ini dilakukan tanpa kehilangan karakter.

Experince taking berbeda dengan perspective taking. Kendati sama-sama mensyaratkan keadaan bawah sadar, experience taking mengharuskan pelepasan identitas. "Experience taking lebih dalam dibanding immersive taking. Hal ini mungkin dikarenakan cerita lebih bertutur dan bisa dipersepsikan lebih bebas dibanding film," kata Kaufman.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post