KOMPAS.com - Seperti kata pepatah "sedia payung sebelum hujan", setiap orang tentu perlu melakukan tindakan antisipasi sebelum dikecewakan oleh pasangan. Salah satunya melalui berbagai tes, dari fisik sampai kepribadian.
Tiga perempuan karier berusia di atas 25 tahun berbagi kriteria tes mereka. Apa saja?
Lola Masniari, seorang penyiar di salah satu televisi swasta, mengatakan bahwa dirinya selalu punya tes awal seputar penampilan fisik. Dari tampang yang menarik, tinggi badan melewati tes palang, serta berat badan tidak berlebihan. Karena bagaimana pun, kata dia pria yang enak dilihat tidak akan bikin bosan.
Jika sudah dianggap lulus, berikutnya akan dibuatnya tes intelegensia dan emosional. Biasanya dilakukan lewat bahan obrolan dan bagaimana si bakal calon pasangan ini bersikap ketika menghadapi masalah. Kalau di bawah rata-rata atau masih kekanak-kanakan, maka tes tidak dilanjutkan. Sebaliknya, jika ada di tingkat keseriusan, akan dilihat bagaimana prospek masa depan, komitmen dan bayangan setelah masuk jenjang pernikahan.
Hampir tak jauh beda, Nina Romadona, marketing manager sebuah LSM di Jakarta, punya tes yang kurang lebih sama. Tes fisik buat dia juga menentukan pada tahap awal. Bagi Nina calon pendamping bukan sekadar enak dilihat, tapi juga biasa merawat diri, dan itu penting.
"Lalu harus punya sense of humour," tambahnya. Tes ini biasa dilakukan saat kencan atau di tengah-tengah obrolan. Nina menganggap pria dengan jiwa humoris yang tinggi lebih menyenangkan.
Di tingkat lanjut, Nina akan melangkah serius kalau bakal calon sudah mapan dan punya komitmen. Tantangan untuk menikah lebih besar.
Berbeda dari keduanya, Rilda yang sehari-hari berprofesi sebagai editor di sebuah media online di Jakarta melihat bahwa yang utama dari bakal calon pasangan adalah kepribadian. Fisik bisa jadi nomor kesekian. Karena katanya, kalau cuma enak dilihat tapi membosankan dan sering bikin kecewa, biasanya tidak langgeng.
"Terutama tidak pembohong," ujarnya.
Tes untuk menguji kejujuran biasanya dilakukan dengan pertanyaan sederhana, seperti "sedang apa" dan "ada di mana". Bagi Rilda, ini bukan sekadar pertanyaan basa-basi atau basi betulan. Kalau kenyataannya berbeda dari yang disampaikan, maka hubungan tidak berlanjut.
Di tingkat paling atas dari semua tes, adalah komitmen dan setia. Jika sudah lulus tahap ini baru kiranya memutuskan untuk menghadapkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Kalau Anda sering gagal atau dikecewakan, mungkin bisa coba tes-tes bakal calon ini.
Editor :
Dini