KOMPAS.com - Masyarakat Inggris terlihat sangat profesional dengan pekerjaan mereka sehari-hari. Namun siapa sangka, ternyata hampir setengah dari pekerja kantoran di negara ini merasa stres dengan pekerjaan mereka setiap harinya.
Berdasarkan sebuah penelitian baru dari British Heart Foundation, satu dari lima pekerja Inggris terpaksa harus tergesa-gesa saat menghabiskan jam makan siang karena banyaknya pekerjaan yang menanti mereka. Repotnya, atasan mereka juga tidak peduli mengenai kesehatan karyawannya karena hal itu tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam hubungan kerja mereka.
Pekerjaan rupanya dipandang sekadar sebagi rutinitas yang wajib dijalani setiap hari. Penelitian yang dilakukan kepada 1.200 responden ini menemukan, banyak pekerja yang melakukan pekerjaan hanya berdasarkan perintah, dan tidak melakukan inisiatif lainnya. Fakta menyedihkan lainnya, seperlima dari para pekerja tidak memiliki aktivitas fisik sama sekali, dan seperempatnya hanya mengelola pekerjaan mereka sekitar 20 menit sehari.
Penelitian yang sama juga menyatakan bahwa stres yang ditimbulkan disebabkan karena beban pekerjaan yang terlalu banyak, dan tidak adanya kompromi terhadap kesehatan pribadi karena tuntutan hidup yang tinggi. Sehingga, banyak di antara mereka yang diharuskan bekerja lembur guna menyelesaikan pekerjaannya. Seiring tuntutan tersebut, mereka hanya mengandalkan kopi atau cokelat panas untuk mengatasi stres di tempat kerja.
Sepertinya apa yang dialami oleh para pekerja di Inggris, serupa dengan tingkat stres pekerja yang terjadi di Indonesia. Biaya hidup yang semakin tinggi, serta makin tingginya tuntutan bisnis di perusahaan membuat mereka menghabiskan waktu sehari-hari dengan pekerjaan yang tak ada habisnya, dan pada akhirnya mengakibatkan stres.
Apakah Anda mengalami hal yang sama?
Sumber: Daily Express
Editor :
Dini