KOMPAS.com - Kedekatan orangtua dengan anak bisa digapai dengan seiringnya kebersamaan antara mereka. Namun dikarenakan kesibukan orangtua untuk memenuhi kebutuhan hidup, jalinan hubungan dan komunikasi orangtua dan anak menjadi renggang.
Dalam sebuah studi, ditemukan hanya kurang dari sepertiga orangtua yang masih menyempatkan diri untuk membacakan buku-buku cerita bagi anak-anak mereka setiap harinya. Setengahnya mengatakan orangtua sudah terlalu sibuk untuk membacakan buku cerita, karena urusan pekerjaan menjadi yang utama.
Temuan ini juga didapatkan dari hasil survei sebuah penerbit buku cerita anak-anak, di mana mereka mengalami kerugian akibat menurunnya oplah bukubuku cerita. Psikolog anak, Richard Woolfson, yang berbicara kepada 2.000 orangtua,mengatakan bahwa 10 persen orangtua mengaku masih menyempatkan diri untuk membacakan buku cerita kepada anak-anak setidaknya sebulan sekali. Separuh dari mereka mengatakan alasan mengapa mereka tak bisa sering membacakan buku cerita kepada anak, yaitu karena mereka harus sering bekerja lembur.
Ibu tiga anak, Jayne Chamberlain, dari Twickenham, London Barat, juga menuturkan hal yang sama. Ia terkejut ketika guru dari anak tengahnya yang berusia enam tahun mengatakan bahwa sang anak tertinggal dalam kemampuan membaca, dan sebagian besar penyebabnya karena Jayne tidak pernah membacakan buku cerita kepada anaknya saat di rumah.
"Semuanya baik-baik saja pada anak sulung saya yang kini berusia 11 tahun, karena dulu saya memiliki waktu untuk membacakan buku cerita untuknya. Tapi hal sebaliknya terjadi kepada anak kedua saya. Saya tidak mempunyai waktu untuk menceritakan buku cerita padanya, karena kesibukan saya dengan pekerjaan," ucapnya. Akibatnya, kemampuan tumbuh kembang anak dalam membaca melambat.
Statistik juga menunjukkan bahwa delapan dari 10 orangtua menggambarkan diri mereka berada dalam penuh tekanan, di mana hampir sepertiga dari mereka mengakui bahwa mereka kini lebih tertekan akibat stres dibandingkan tahun lalu.
"Story time menjadi kunci penting dalam pengembangan masa kanak-kanak, sayangnya orangtua berada di bawah tekanan karena ketegangan kehidupan. Padahal (membacakan buku cerita) juga merupakan salah satu kegiatan yang paling santai untuk kedua orangtua dan anak mereka," kata Woolfson.
Baca juga:
Beda Mendongeng dengan "Read Aloud"
Manfaat Dongeng untuk Anak
Agar Dongeng Lebih Memikat Si Kecil
Usia Berapa Anak Boleh Diberi Dongeng?
Editor :
Dini