Dalam Kandungan, Bayi Lepaskan Hormon Antipreeklamsia

New Feature - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
Dalam Kandungan, Bayi Lepaskan Hormon Antipreeklamsia
May 5th 2013, 14:06

KOMPAS.com- Para Ilmuwan menemukan sejenis hormon yang dilepaskan oleh janin di dalam kandungan (unborn baby).  Hormon ini ternyata sangat bermanfaat bagi sang ibu dalam mempersiapkan tahap akhir dari proses kehamilan. Hormon yang disebut adrenomedullin ini juga mampu mencegah terjadinya preeklamsia.

"Kami sudah mengidentifikasi suatu fakta bahwa bayi sangat penting artinya dalam melindungi sang ibu dari preeklamsia. Jika sel bayi tidak memproduksi hormon adrenomedullin, pembuluh darah ibu tidak bisa melebar seperti seharusnya," kata peneliti dari University of North California School of Medicine, Kathleen M. Caron, Ph.D.

Preeklampsia atau peningkatan tekanan darah saat kehamilan yang diikuti dengan kenaikan protein dalam urine  dapat dialami oleh satu dari 15 ibu hamil.  Kondisi ini bisa membahayakan karena dapat berujung pada eklampsia, yang menyebabkan kejang  dan mengancam kematian ibu dan janinnya. Penyebab preeklamsia masih menjadi perdebatan para ahli, tetapi menurut riset yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigations  terungkap bahwa bayi dalam perut ibu ternyata memiliki mekanisme unik mencegah penyakit ini.

Dalam risetnya, para ahli menggunakan hewan tikus yang direkayasa di laboratorium untuk memproduksi adrenomedullin.  Tikus-tikur ini ada yang menghasilkan lebih banyak adrenomedullin dibanding normal atau sebalikan.

Hasil penelitian mengindikasikan, janin yang melepaskan adrenomedullin ke dalam plasenta pada trimester kedua, merangsang sistem kekebalan untuk membuat pembuluh darah sang ibu melebar dan membuat aliran darah menjadi lancar.

Pelebaran ini akan mempermudah aliran darah yang masuk ke janin melalui plasenta. Adrenomobullin yang diproduksi dalam tahap normal membantu asupan untuk janin, dan mencegah ibu mengalami hipertensi akibat banyaknya zat terlarut dalam darah ibu.

Saat ini, peneliti sedang menggembangkan riset yang sama untuk mengetahui kadar adrenomedullin pada manusia. Pengetahuan dan alat untuk mengetahui besarnya produksi adrenomedullin, akan menolong ibu dan dokter mengetahui risiko terkena preeklamsia.

"Kami benar-benar tidak mengetahui sebab terjadinya preeklamsia. Kami berharap dengan mengidentifikasi molekul adrenomubullin akan membantu memperkirakan risiko terjadinya preeklamsia," kata Caron.

Penyebab preeklamsia pada ibu hamil sampai sekarang memang masih menjadi perdebatan. Preeklamsia terbagi menjadi berat dan ringan. Preeklamsia berat adalah komplikasi kehamilan yang ditandai timbulnya hipertensi 160/110 mmHg, yang kadang disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Sedangkan preeklamsia ringan adalah,  timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. 

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post