Kompas.com - Jauhkanlah anak-anak dari paparan asap rokok. Anak yang sejak bayi sering terpapar asap rokok bersiko tumbuh menjadi anak yang lebih agresif secara fisik dan antisosial.
Demikian kesimpulan penelitian yang dilakukan Linda Pagani dan Caroline Fitzpatrick dari University of Montreal, Kanada, yang bekerja sama dengan rumah sakit CHU Sainte-Justine. Penelitian dipublikasikan pada jurnal Epidemiology and Community Health.
"Asap yang dihisap oleh perokok pasif jauh lebih berbahaya dibanding asap yang dhisap langsung oleh perokok. Diperkirakan 40 persen anak di seluruh dunia menjadi perokok pasif," kata Pagani.
Paparan asap rokok pada tahun awal kehidupan anak sangat berbahaya karena otaknya masih dalam tahap perkembangan.
Pagani melakukan penelitian menggunakan data yang diambil dari 2.055 anak sejak lahir sampai berusia 10 tahun.
Data juga termasuk laporan orang tua dan guru terkait paparan asap rokok, serta anak itu sendiri tentang perilaku di sekolah.
Ternyata anak-anak yang terpapar asap rokok, meski berlangsung sementara, akan menjadikan anak lebih agresif. Agresifitas semakin meningkat bersamaan dengan usia yang semakin dewasa.
Walaupun belum ada sebab ilmiah yang menghubungkan agresifitas dan asap rokok, namun uji statistik sudah membuktikannya. Anak yang terpapar asap rokok menunjukkan kecenderungan perilaku agresif.
Penelitian tersebut akan dilanjutkan untuk melihat apakah asap rokok akan terus mempengaruhi perilakunya sampai dewasa.
Penelitian biologis mengenai efek rokok pada otak menyebutkan, perokok pasif menghirup sampai 85 persen asap sampingan dari rokok dan sisanya dihirup oleh si perokok sendiri.
Asap sampingan dinilai lebih beracun karena konsentrasi polutannya lebih tinggi. Paparan asap ini yang terlalu sering pada ibu hamil bisa menyebabkan gangguan sistem saraf sehingga bayi lahir dengan berat rendah dan pertumbuhan otak yang lambat.