KOMPAS.com - Serahkan pemilihan menu bekal sekolah pada anak, karena yang mengonsumsinya adalah si buah hati. Percuma saja jika komposisi gizi bekal sudah dipenuhi dan wadahnya bagus, tetapi anak tidak berselera makan, malah tetap jajan.
Pritasari, MKes dari Politeknik Kesehatan II Jakarta mengatakan bekal yang diberikan ke anak harus menyesuaikan dengan keinginan atau selera anak pada saat itu. Jadi, harus ada kompromi antara orangtua dan anak.
Ibu tiga anak, Dewi Laili Purnamasari berbagi pengalamannya, "Sebisa mungkin menu bekal yang dibawa ke sekolah disukai anak-anak." Selanjutnya, ia tinggal memodifikasi kandungan gizinya. Misalnya, ketika anak meminta menu nasi goreng, ia buatkan sesuai permintaannya, tapi ke dalamnya dimasukkan sayuran, telur, sosis, dan lainnya, kemudian dilengkapi dengan buah.
Memenuhi permintaan anak juga harus sabar. "Pernah dalam satu hari, anak-anak meminta menu yang berbeda." Meski repot, Dewi berusaha memenuhinya. Supaya lebih mudah, Dewi biasanya menyusun menu untuk lima hari sekolah, kemudian berdiskusi dengan tiga anaknya untuk menentukan menu setiap hari. Setelah menunya ditentukan, ia akan membeli bahan mentahnya dan di stok satu minggu.
Endang Titi Amrihati, SKM, MKes, dari jurusan gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, juga sependapat, bekal yang dibawa anak haruslah disukainya.
Di sinilah kunci sukses membawa bekal ke sekolah, yaitu makanan yang disiapkan dimakan oleh anak. Jadi, sebelum membuat bekal, tanyakan terlebih dahulu kepada si buah hati, apa makanan yang ingin dibawanya untuk bekal esok hari.
"Orangtua hanya perlu memastikan menu harapan anak tetap memenuhi kebutuhan gizinya," kata Endang.
Saat orangtua mendiskusikan menu bekal dengan anak, menurut Endang, bisa menjadi momen yang baik untuk memberikan pembekalan gizi kepada anak. Seperti menjelaskan manfaat membawa bekal, zat gizi apa yang dibutuhkannya agar tetap semangat belajar, dan macam-macam bahan makanan sumber zat gizi yang baik untuk anak.
Hal lain yang perlu diperhatikan, tambah Endang, pilihlah jenis masakan/makanan yang tidak cepat basi, jadi hindari makanan bersantan, sayur seperti daun kangkung dan bayam. Selain itu, penampilan sang makanan juga harus terjaga tetap menarik sehingga menggugah selera anak.
"Tata makanan sedemikian rupa di wadah bekal yang menarik. Misal, nasi atau roti dicetak dengan cetakan lucu yang disukai anak. Buah dipotong-potong dengan bentuk menarik, seperti bentuk bundar, segitiga, bintang, hati, atau hewan," sarannya.
(Tabloid Nakita/Irfan-Zali)
Editor :
wawa