Kompas.com - Istilah homeopati mungkin kurang akrab di telinga masyarakat Indonesia. Padahal pengobatan holistik ini merupakan metode pengobatan kedua terbesar setelah medis konvensional dan sudah diterapkan di beberapa negara Eropa, India, dan Singapura.
Homeopati merupakan pengobatan holistik yang menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
Homeopati berasal dari kata Yunani homoios dan pathos. Homois berarti serupa, sedangkan panthos adalah derita atau penyakit. Pengobatan ini didasarkan pada prinsip, unsur yang menyebabkan sakit juga bisa menyehatkan.
Homeopati meyakini tubuh manusia memiliki sistem dan tenaga penyembuh alami untuk dirinya. Namun sistem ini harus dalam keadaan seimbang. Obat homeopati bekerja menyeimbangkan sistem penyembuh alami sekaligus merangsang daya imun tubuh.
"Pengobatan ini sebetulnya sangat sesuai dengan masyarakat Indonesia yang kaya herbal dan mineral bermutu," kata Tjok Gde Kethyasa, praktisi homeopati. Pengobatan ini juga diyakini tidak berbahaya untuk anak.
Sayangnya perkembangan homeopati di Indonesia, tidak secepat di Eropa. Terbatasnya herbal di tanah air yang sudah diketahui zat aktif dan jumlahnya dinilai sebagai penyebab.
"Memang sudah ada upaya untuk mendata, namun herbal yang ada sangat banyak. Mungkin upaya ini harus terus ditingkatkan," kata Tjok.
Pengetahuan tentang zat alami herbal, mencakup jenis dan banyaknya, akan memudahkan penyusunan resep obat homeopathy. Resep juga semakin teruji, baik dari sisi kemanjuran maupun keilmuan.
Meski banyak menggunakan bahan alami, namun homeopati memiliki evidence base yang telah dikumpulkan selama puluhan, bahkan ratusan tahun.
"Bahkan tim sepak bola Perancis pada 1998 menggunakan ahli kesehatan seorang homeopati. Hal ini merupakan bukti betapa homeopati sangat biasa digunakan di Eropa," katanya.