KOMPAS.com - Selain digunakan untuk pengobatan kanker, obat Zaltrap
(aflibercept) juga berpotensi memiliki manfaat untuk mengatasi diabetes, demikian hasil sebuah studi baru yang dipublikasi dalam jurnal
Nature Medicine.
Para peneliti mengatakan, mereka telah mengidentifikasi jalur molekuler atau seri interaksi antarprotein yang terlibat dalam perkembangan penyakit diabetes. Dan ternyata, jalur tersebut dapat diregulasi oleh obat kanker Zaltrap.
Zaltrap merupakan obat yang telah disetujui di Amerika Serikat dan beberapa negara lain untuk mengobati kanker usus besar stadium lanjut dan degenerasi makula tipe basah. Obat ini dapat menghambat jalur faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) yang menghalangi pertumbuhan pembuluh darah di sel-sel tumor. Inilah yang membuat sel-sel menjadi kekurangan oksigen dan akhirnya mati.
Setelah diidentifikasi, para peneliti menemukan ada seri-seri protein tertentu yang menghubungkan inhibitor VEGF dan kadar gula darah.
Peneliti studi, Amato Giaccia, profesor biologi kanker dan direktur radiasi onkologi Stanford University School of Medicine mengatakan, protein yang terlibat dalam jalur ini dapat digunakan sebagai target pengembangan terapi pengobatan baru diabetes.
"Kami terkejut dengan temuan bahwa obat yang umumnya digunakan untuk kanker ternyata memiliki efek manfaat pada diebetes," ujar peneliti lainnya, Dr Calvin Kuo, profesor kedokteran di universitas yang sama.
Kendati demikian, imbuh dia, studi ini masih dilakukan pada tikus dan seringnya gagal melewati uji pada manusia. Oleh karenanya, dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna memastikannya.
Para peneliti mengatakan, inhibitor VEGF seperti Zaltrap diindikasikan dapat mempengaruhi kadar gula darah, namun belum ada pembuktiannya melalui penelitian pada manusia.