Lawan Kanker dengan Kalajengking?

Liputan6 Kesehatan
Liputan6 Kesehatan
Lawan Kanker dengan Kalajengking?
Sep 9th 2011, 02:35

Liputan6.com, Washington: Berbagai penelitian untuk mencari obat untuk kanker dilakukan. Menurut temuan yang dilaporkan dalam American Chemical Society (ACS), sebuah senyawa yang disebut chlorotoxin dari racun dari kalajengking mematikan Leiurus quinquestriatus juga dapat membantu untuk memberikan gen anti-kanker untuk glioma, bentuk yang paling umum dan serius dari kanker otak.

Menurut Dr Miqin Zhang dan koleganya di University of Washington, chlorotoxin dari racun kalajengking mematikan memungkinkan terapi gen dapat mencapai banyaknya sel-sel kanker otak dibandingkan dengan pendekatan lain, Jumat (9/9).

Dalam artikel ACS, para ilmuwan menggambarkan pendekatan baru yang dapat memecahkan masalah dengan memberikan rekayasa khusus gen anti-kanker untuk berinvasi, terhadap kanker otak yang sulit dijangkau. Chlorotoxin dari racun kalajengking, dikombinasikan dengan nanopartikel oksida besi, dapat menyebabkan hampir dua kali lipat transportasi gen anti-kanker ke dalam sel kanker otak sebagai nanopartikel yang tidak mengandung racun kalajengking.

Kalajengking mematikan, di Palestina juga dikenal sebagai kalajengking kuning, yang ditemukan dari Afrika Utara ke Timur Tengah, dan memberikan sengatan beracun yang sangat menyakitkan yang dapat berakibat fatal. Meskipun demikian, racun obat menunjukkan janji yang signifikan.

"Hasil ini menunjukkan bahwa sistem pengiriman gen yang ditargetkan, berpotensi dapat meningkatkan hasil pengobatan terapi gen untuk glioma dan kanker mematikan lainnya," kata peneliti.

Kerja tim ini diharapkan memiliki potensi untuk merevolusi pengobatan kanker lain yang mematikan.

Ini bukan hanya berasal dari racun makhluk liar yang menunjukkan nilai obat yang serius. Di Cina, neurologi berhasil menggunakan racun dari kelabang untuk menghentikan perkembangan penyakit Parkinson. Di Institut Kesehatan Nasional, peneliti sedang mempelajari racun berasal dari siput kerucut dari laut, untuk digunakan dalam pengobatan gangguan neurodegenerative termasuk Alzheimer dan ALS, atau penyakit Lou Gehrig.

Sebelumnya, para peneliti yang dipimpin oleh Prof Nigel Minton dari universitas Nottingham, Inggris menemukan bakteri dalam tanah, Clostridia, yang hidup di tempat beroksigen rendah, ternyata dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker.

Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa alam menyediakan ribuan obat yang dikenal, termasuk dari tanaman, hewan, serangga, dan mikroorganisme. Zat alami memainkan peran kunci sebagai agen kemoterapi, dan sebagai sistem baru transportasi. Dan diharapkan penelitian ini sebagai terobosan untuk menemukan obat bagi kanker yang mematikan.(Foxnews/MEL)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post