TEMPO Interaktif, Jakarta - Semakin banyak wanita yang menggunakan donor sperma untuk menjadi ibu setelah gagal menemukan pria impian mereka. Banyak di antara wanita usia awal dua puluhan yang masuk ke website seperti babydonor.com dan co-parent-search.com untuk mendapatkan ayah bagi anak-anak mereka.
Banyak wanita muda berusia 18 atau 19 mengatakan mereka frustrasi dengan hubungan dengan pria dan memutuskan untuk langsung menjadi orang tua.
Menurut The Sunday Times, wanita di bawah 25 tahun merupakan seperempat dari wanita yang mendaftar pada beberapa situs, di mana mereka mem-posting gambar atau diri mereka sendiri, serta informasi pribadi yang memungkinkan donor potensial untuk berhubungan.
Seorang wanita berusia 20 tahun mengatakan, "Saya menginginkan anak-anak. Saya kehilangan bayi saya dengan mantan pacar. Kami bubar tak lama setelah itu. Tapi sejak itu saya tahu saya siap menjadi orang tua. Saya aman secara finansial. Saya telah menemukan sebuah pekerjaan dengan jam kerja fleksibel, saya memiliki rumah dan hipotek. Saya tahu saya bisa memberikan anak saya lingkungan yang mencintai dan aman, jadi saya tidak tahu mengapa saya harus menunggu. "
Menurut Christina Hughes, profesor perempuan dan gender di Warwick University, memiliki anak tidak lagi masalah menunggu untuk menemukan orang yang tepat dan jatuh cinta. "Sekarang ada penekanan pada wanita menunggu sampai waktu yang tepat untuk memiliki anak." katanya.
"Meskipun perempuan-perempuan ini muda, mereka percaya bahwa mereka memiliki struktur dukungan dan merasa independen secara emosional dan finansial. Bagi mereka itu adalah waktu yang tepat."
Penelitian menunjukkan bahwa antara satu dan dua persen pasien di klinik kesuburan berlisensi berusia di bawah 25 tahun. Namun, sejumlah iklan menunjukkan bahwa jumlah wanita yang menggunakan jalur tak resmi mungkin jauh lebih tinggi, mungkin terkait biaya pengobatan kesuburan yang berkisar ribuan poundsterling.
Tetapi pasar tidak resmi penuh dengan bahaya dan wanita yang mengambil rute ini serta menempatkan diri mereka dalam risiko.
The Human Fertilisation and Embryology Authority mengatakan ada implikasi hukum seperti status pria sebagai ayah tidak dapat dihapuskan. Ada juga risiko kesehatan karena sperma yang diperoleh melalui Internet tidak disaring.
DAILY MAIL | EZ