KOMPAS.com - YouTube adalah sebuah situs video sharing (berbagi video) paling populer saat ini. Para pengguna dapat mengunggah, mengunduh, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Format yang digunakan video-video di YouTube adalah .flv yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player 1. Anak-anak, sebagai native gadget, mereka yang terlahir langsung bersentuhan dengan teknologi, pada usia sekolah mereka sudah akrab dengan situs ini. YouTube menjadi pilihan anak untuk menonton video musik artis idolanya dengan saudara atau teman, hingga mengerjakan tugas sekolah.
Orangtua harus menyikapi si anak sekolah yang sudah mengenal YouTube. Tentu, perbentengan yang paling efektif memang dari dalam. Artinya kalau anak sudah mendapat pemahaman yang baik akan plus minusnya berinteraksi dengan YouTube, maka di mana pun dan dalam kondisi seperti apa pun, ia akan mengingatnya. Brama Setyadi dari PC Plus memberi tips langkah aman mengakses YouTube untuk si kecil berikut ini:
1. Mengatur bukan melarang. Melarang anak bersentuhan dengan internet dalam hal ini YouTube, tak mungkin dilakukan. Kalaupun orangtua melarangnya di rumah, anak tetap bisa melakukannya di luar sana bersama teman-temannya. Jadi, yang paling bijak adalah mengatur atau membuat kesepakatan bersama. Apa saja yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan saat mengunggah maupun mengunduh gambar dari YouTube.
2. Menerapkan internet sehat. Lagi-lagi, yang diperlukan adalah pendampingan. Lebih bijak menerapkan apa yang disebut berinternet sehat bersama keluarga. Di antaranya menempatkan PC, laptop, tab, iPad di ruang yang bisa terakses siapa saja, seperti ruang tengah atau ruang keluarga. Ketika anak sedang berada di depan komputer, orangtua jangan bertindak sebagai "mata-mata", tetapi lakukan gaya bertanya yang positif. "Wah, seru banget, lagi lihat apa sih?" lalu bergabunglah bersama anak sejenak. Cara seperti ini lebih tepat untuk menghadapi anak usia sekolah karena mereka menjadi tak nyaman jika orangtua terlalu "merecoki". Jadi, cukup pantau dari jauh, yang penting orangtua bisa menunjukkan kepercayaannya, tapi anak juga harus tahu bahwa orangtua tetap memantaunya.
3. Memberikan pengertian positif. Di waktu senggang bersama keluarga, ajak anak mengobrol dengan santai. Sampaikan padanya tentang serba-serbi penggunaan YouTube, termasuk kelebihan dan dampak negatifnya. Bila perlu, sertakan contoh kasus seperti Justin Bieber atau Marshanda. Selain itu, perlu ditekankan lagi pada anak, kalau ia ingin mengunggah video harus dilakukan bersama orangtua, bukan dengan teman atau orang dewasa lain.
4. Pasangi parental lock. Gunakan situs pengaman atau parental lock pada gadget yang digunakan. Banyak pilihan parental lock gratis yang bisa diunduh orangtua, seperti www.cyberpatrol.com, www.internetsfaety.com dan sebagainya. Melalui parental lock, orangtua bisa mengunci beberapa kata seperti seks, kekerasan, dan sebagainya. Sehingga anak tidak akan bisa membuka tautan yang ada unsur kata tersebut.
5. Jangan berikan akun khusus. Untuk bisa mengunggah gambar atau video ke YouTube dibutuhkan akun khusus. Selama tidak ada akun itu, gambar atau video tidak bisa diunggah. Kalau anak ingin membuatnya, jelaskan padanya, ini belum saatnya, mereka tetap bisa mengunggah dengan menggunakan akun mama papanya sehingga fungsi kontrol tetap berjalan.
6. Gunakan sensor dari YouTube. Secara prinsip YouTube mempunyai sensor sendiri, kalau ada video atau gambar yang terlalu vulgar, dengan sendirinya tersensor sehingga tak bisa diunduh.
7. Gunakan flag inappropriate. Kalau orangtua keberatan dengan materi tertentu yang ada di YouTube, bisa mengklik flag inappropriate yang ada pada gambar atau video tersebut. Biasanya hanya dalam hitungan menit atau jam, YouTube akan menghapus gambar atau video tersebut dari situsnya.
8. Kirimkan e-mail keberatan. Orangtua juga bisa mengirimkan e-mail keberatan atas gambar atau video tertentu yang ada dalam situs tersebut. Contoh, tiba-tiba anak dan teman-temannya mengunggah gambar atau video yang tidak seharusnya dan orangtua merasa keberatan, maka fasilitas ini bisa dimanfaatkan agar YouTube menghapus gambar tersebut dari website-nya. (Tabloid Nakita/Marfuah Panji Astuti)