Produksi Sperma di Luar Tubuh Manusia

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Produksi Sperma di Luar Tubuh Manusia
Jan 3rd 2012, 10:14

Selasa, 03 Januari 2012 | 14:42 WIB

TEMPO.CO - Ilmuwan Jerman dan Israel mulai mengembangkan penelitian mengenai produksi sperma di luar tubuh manusia. Sperma diproduksi melalui sebuah ekstraksi sel di laboratorium. Penelitian ini ditujukan untuk menolong pria-pria infertil yang ingin memiliki anak, namun enggan melalui proses bayi tabung.

"Saya percaya suatu saat akan menjadi sebuah kenyataan, memproduksi sperma manusia dengan cara mengekstraksi lapisan yang mengandung sel germ, yang berasal dari testis, dan mengembangkan pertumbuhannya di laboratorium," ujar Professor Mahmoud Huleihel, peneliti sperma di Universitas Gurion, Beersheba.

Sperma yang diproduksi di laboratorium ini disebut "Holy Grail"--sperma manusia yang terbentuk di luar tubuh manusia. Para peneliti Jerman dan Israel menggunakan sperma mencit (tikus percobaan) sebagai bahan penelitian yang dikembangkan di sebuah tabung lab.

"Secara natural, pria yang tidak subur ingin memiliki anak, tetapi mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak bisa memiliki anak, namun kini semua keinginan mereka bisa menjadi kenyataan," ujar Stephen Gordon, konsultan kesuburan pria dari NHS.

Ketidaksuburan pada pria menjadi masalah sejak 50 tahun lalu dan terus berkembang sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. Beberapa kasus terjadi karena pengaruh lingkungan, seperti polusi dan hormon perempuan yang ada pada pasangan mereka. "Bahkan, dengan sebuah tindakan operasi kecil, masih banyak ribuan pria--yang sebenarnya sehat, tidak bisa secara natural menghasilkan sperma yang dapat membuahi sel telur. Mereka tetap mengandalkan donor sperma," ujar Gordon.

Namun, beberapa profesor menyebutkan, sebelum sel sperma diproduksi di laboratorium, setiap individu ada baiknya melakukan tes dan pengobatan untuk kesuburan. Salah satu yang mengkritisi temuan ini adalah Profesor Sharpe. Dia percaya akan banyak masalah yang mengikuti dari hasil penelitian ini. "Yang paling penting adalah pembuktian bahwa sperma itu secara genetis tidak rusak dan sama dengan sperma yang dihasilkan oleh testis, juga harus dilakukan pengecekan yang sama terhadap sel telur perempuan dan embrio dalam penyembuhan masalah kesuburan," ujar Sharpe.

TELEGRAPH.CO.UK | CHETA NILAWATY

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post