Tidur Setelah Trauma Ternyata Simpan Mimpi Buruk

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tidur Setelah Trauma Ternyata Simpan Mimpi Buruk
Jan 18th 2012, 12:15

Rabu, 18 Januari 2012 | 15:17 WIB

TEMPO.CO, Massachusetts - Tertidur setelah mengalami trauma dapat menyimpan mimpi buruk dan gangguan emosi. Sebuah penelitian di Massachusetts menyebutkan orang yang tetap terjaga dalam waktu 12 jam karena mimpi buruk akan memiliki respons emosional yang lemah.

"Tidur tidak hanya menyimpan memori seseorang, tapi juga menjaga reaksi emosional seseorang," ujar Rebecca Spencer, ilmuwan saraf di Universitas Massachusetts, Amherst, Rabu, 18 Januari 2012.

Bahkan menurut Spencer orang yang terjaga dari mimpi buruk dan mencoba tidur kembali akan semakin kuat menyimpan ingatan buruknya. Tidak menutup kemungkinan, pada tidur yang kedua, mimpi buruk yang muncul akan memiliki gambaran yang lebih kuat.

"Tidur sebenarnya adalah suatu yang baik dilakukan. Tidur tidak akan mengurangi kemampuan mengingat dan kognitif seseorang," ujar Spencer. "Seseorang hanya akan terjaga apabila mengalami sesuatu yang buruk dan traumatis," ujarnya.

Meski keadaan emosional ataupun traumatis sangat mempengaruhi tidur seseorang, Spencer menekankan banyak faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang kurang tidur. "Tapi bukan berarti setelah memiliki hari yang buruk seseorang terus menjadi terjaga," kata Spencer.

Saat tidur, otak manusia tetap aktif bekerja. Aktivitas otak saat seseorang tertidur bisa dipantau dengan alat yang disebut Polisomnografi. Menurut Spencer, dari hasil polisonografi diketahui, saat tidur, otak seseorang masih bekerja dan kadang-kadang menemukan solusi atas masalah yang sedang dihadapi.

ABCNEWS | CHETA NILAWATY

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post