Rabu, 01 Februari 2012 | 16:49 WIB
TEMPO.CO - Sebuah penelitian mengungkapkan kebanyakan hormon testosteron membuat seseorang jadi lebih egois dan kurang kerja sama. Temuan ini juga mengaitkan mengapa keputusan kelompok dapat dipengaruhi oleh seorang individu yang dominan. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 31 Januari di jurnal Proceedings of the Royal Society B.
"Kami telah menunjukkan bahwa faktanya testosteron juga mempengaruhi keputusan kita, dengan membuat kita lebih egois yang dalam banyak kesempatan memungkinkan kita melihat solusi terbaik terhadap masalah. Tapi kadang-kadang terlalu banyak testosteron dapat membutakan kita terhadap pandangan orang lain," kata penulis jurnal Proceedings of the Royal Society B, Dr. Nick Wright.
Penelitian ini melibatkan 34 perempuan yang tidak pernah bertemu. Mereka dibagi ke dalam 17 pasangan dan diberi serangkaian pertanyaan guna menilai tingkat keinginan bekerja sama antara mereka. Tes tersebut diberikan dalam dua hari yang berbeda.
Pada hari pertama sepasang perempuan menerima suplemen testosteron. Kemudian di hari kedua mereka diberikan testosteron placebo yaitu suplemen yang digunakan untuk mengontrol jumlah testosteron dalam tubuh.
Sebagaimana yang diharapkan, hasil studi ini adalah sikap mau bekerja sama dengan pasangan, sehingga dapat tampil lebih baik dalam menyelesaikan tugas.
"Ketika membuat keputusan dalam kelompok, kita menginjak garis tegas antara kerja sama dan kepentingan pribadi: terlalu banyak kerja sama membuat kita tidak mendapatkan cara kita; tapi jika terlalu egois, kita cenderung mengabaikan orang-orang yang memiliki wawasan nyata," kata Wright.
Sikap kerja sama antarperempuan menjadi normal ketika menerima testosteron placebo. Namun sikap kerja sama jadi berkurang setelah diberikan testosteron.
"Peningkatan kadar testosteron diasosiasikan dengan perempuan yang memiliki sikap egosentris dan memutuskan memilih pilihan mereka sendiri dibanding pasangan," kata seorang peneliti dari Wellcome Trust Center for Neuroimaging, University College, London, Inggris.
Sikap mau bekerja sama memiliki asosiasi yang kuat dengan pengelolaan horman dalam tubuh. Salah satunya adalah hormon oksitosin. Namun hormon ini bukan satu-satunya. Sebab jika hanya hormon ini yang mempengaruhi kemauan untuk bekerja sama, tidak ada keputusan baik yang dapat tercapai. "Ini akan membuat keputusan kita sangat miring," kata Wright.
Testosteron secara alami dikeluarkan dalam pria dan wanita. Penelitian sebelumnya menunjukkan testosteron mempengaruhi sejumlah perilaku sosial. Sebagai contoh, tahanan perempuan dengan tingkat testosteron lebih tinggi menjadi lebih anti-sosial dan lebih agresif.
HEALTH DAY | AMIRULLAH
Berita Terkait Data Megaupload Selamat Sampai 2 Pekan Benda Mirip Pesawat UFO Terdeteksi di Laut Baltik Menu Rahasia Paus Pembunuh di Laut Arktik Cara Supaya iPhone 4S Kenali Bahasa Indonesia Bos Twitter Pertahankan Kebijakan Sensor Inilah Cara Selamatkan Data di Megaupload Partikel 'Alien' Ditemukan 'Serang' Tata Surya Waspadai Malware Berkedok Valentine di Facebook HP dan AMD Luncurkan Server HP Proliant G7 AMD Kembangkan Peranti Gabungan