Berburu Masakan Chef Dunia: Rp 2,7 Juta per "Seat"

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Berburu Masakan Chef Dunia: Rp 2,7 Juta per "Seat"
Oct 23rd 2012, 18:22

KOMPAS.com - Sebagian orang Jakarta sedang gandrung berburu masakan karya juru masak kelas dunia. Mereka sudi menebus harga jutaan rupiah untuk menikmati sajian sang juru masak. Pasti ini tak sekadar urusan lidah, imaji gaya hidup pun tersalur melalui makanan....

Baim Wong (31), misalnya, memasuki restoran The Nest Grill di kawasan Kuningan, Jakarta, dengan wajah antusias. Langkah sang pemain sinetron ini mendekat ke areal dapur terbuka, tempat Chef Ryan Clift tengah sibuk menyiapkan menu jamuan malam itu. Baim lalu memotret suasana di dapur dengan telepon selulernya.

"Saya senang coba-coba makanan. Sayangnya saya telat reservasi jamuan Chef Mario Batali, sudah penuh. Untung untuk jamuan Chef Ryan Clift cepat-cepat reservasi, jadi masih dapat seat (tempat duduk)," ujar Baim yang bernama lengkap Muhammad Ibrahim.

Baim menjadi potret dari sebagian kaum urban di Jakarta yang tengah menggandrungi acara jamuan makan garapan chef atau juru masak kelas dunia. Jumat (12/10/2012) malam itu, setiap tamu menebus biaya per tempat duduk sebesar Rp 2,3 juta untuk menikmati masakan Ryan Clift, juru masak kreatif dengan sederet penghargaan internasional. Acara makan malam itu merupakan salah satu segmen dalam perhelatan ketiga Jakarta Culinary Festival (JCF) 2012 yang digelar Ismaya Group.

Mario Batali (52), yang disebut Baim tadi, adalah salah satu juru masak asal Amerika Serikat yang menjadi buruan para penikmat kuliner di Jakarta. Untuk menikmati hidangan garapan Mario, pengunjung membayar Rp 2,7 juta per tempat duduk. Jamuan makan ala Mario yang digelar hari Jumat (5/10/2012) itu laris manis sehingga Baim pun tak kebagian tempat.

Di The Nest Grill, malam itu, pengunjung yang datang beragam, mulai dari pasangan, keluarga, hingga kelompok pertemanan. Ryan Clift menyajikan 10 menu untuk setiap pengunjung. Setiap kali masakan tiba di meja, sebagian besar pengunjung memotret masakan dengan ponsel, baru kemudian melahapnya. Foto makanan itu biasanya lalu diunggah ke media sosial, yang menjadi saluran efektif untuk menebarkan kegandrungan gaya hidup kuliner.

Juru masak yang ngetop berkat tayangan televisi memang mudah menjadi incaran pengunjung JCF. Selain Mario Batali, ada juga juru masak muda berwajah tampan, Marcel Vigneron. Pemenang kedua dalam tayangan Top Chef sesi kedua ini kebanjiran penggemar di Jakarta. Perempuan pengunjung mengerumuninya demi berfoto bersama seusai acara jamuan makan malam di Pop Up Restaurant di Grand Indonesia, Minggu (7/10/2012) lalu.

"Saya tak menyangka, ternyata orang Jakarta begitu antusias dengan dunia kuliner. Kalau diundang lagi, tentu saya mau datang," ujar Marcel.

Baim berujar, kegandrungan orang Jakarta akan makanan kian memancing tumbuhnya bisnis kuliner, termasuk di wilayah masakan berkelas yang mahal. "Fine dining juga ikut tambah ngetren sekarang, apalagi masakan chef yang ngetop. Harga berapa saja laris," kata Baim, yang kini juga mulai menjajal bisnis kuliner.

Kondisi ini berbeda dengan kecenderungan di dunia Barat. Mario Batali mengungkapkan, konsumen kuliner di Barat kini cenderung meninggalkan masakan berkelas ala fine dining dan kembali pada street food atau makanan yang lebih sederhana tetapi tak kalah lezat, dengan harga lebih terjangkau. Dalam wawancara terpisah, Marcel Vigneron mengungkapkan hal serupa.

Kedua juru masak itu menilai, kecenderungan tersebut sedikit banyak dipengaruhi pelemahan ekonomi dunia yang terasa di Amerika dan Eropa. Sementara di Asia, termasuk Indonesia, ekonomi masih tumbuh cukup baik, disokong tingkat konsumsi dari kelas menengah yang juga bertumbuh. Petualangan kuliner pun menjadi bagian dari gaya hidup, yang dengan kesadaran dikonsumsi sebagai produk industri gaya hidup.

"Saya senang sekali ternyata Marcel menghidangkan oyster perancis fine de claire. Saya dulu sering makan itu di Boston (Amerika Serikat). After taste-nya itu... wow!" ujar Karlin (25), pengunjung jamuan makan malam Marcel Vigneron.

Karlin yang datang bersama teman-temannya mengaku memang gemar menjajal aneka makanan, termasuk mencicipi jamuan makan dari chef kelas dunia di sejumlah restoran di Jakarta. Menurut dia, kerapnya kehadiran chef dunia di Jakarta paling tidak membuat dia tak perlu jauh-jauh terbang ke restoran di luar negeri. Biaya sekitar satu juta rupiah untuk jamuan makan garapan Marcel malam itu pun menurut dia cukup sepadan.

(Sarie Febriane)

Sumber: Kompas Cetak

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post