KOMPAS.com - "Jemur bayi di pagi hari agar dia lebih sehat." Saran inilah yang selalu diberikan orangtua kepada para ibu muda. Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi dianggap berguna untuk membantu pembentukan vitamin D yang berfungsi untuk menguatkan tulang. Selain itu, menjemur bayi juga dianggap mampu membantu memecah produksi bilirubin yang menyebabkan bayi menjadi kuning.
Namun, benarkah menjemur bayi tidak punya dampak negatif sama sekali?
Dr Mohamad Rachadian Ramadan, MD, BMedSci, mengungkapkan bahwa sebenarnya menjemur bayi di bawah sinar matahari juga punya efek buruk. "Kulit bayi 40-60 persen lebih tipis dibanding kulit dewasa. Maka penjemuran di bawah sinar matahari akan menyebabkan dampak tak langsung yang buruk," jelasnya, saat talkshow bersama Marina Hand Body Lotion di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dampak buruk yang akan muncul dipengaruhi oleh semakin memburuknya kondisi alam yang menyebabkan tipis atau berlubangnya lapisan ozon. Lubang ozon ini akan menyebabkan intensitas radiasi Ultra Violet (UV) ke kulit semakin tinggi.
"UV A akan menyebabkan terjadinya penyakit kanker kulit, kusam, dan UV B akan menyebabkan terbakarnya kulit," tambahnya.
Sekali terpapar sinar matahari, intensitas radiasi UV A yang diterima kulit berkisar 90 persen, dan radiasi UV B sebesar 5 persen. Paparan sinar matahari inilah yang dikhawatirkan akan berbahaya untuk kulit, terutama kulit bayi. "Jika ingin mencegah paparan radiasi UV yang tidak diinginkan, ada baiknya mengoleskan sunscreen pada kulit bayi," sarannya.
Rachadian menambahkan bahwa menurut studi yang pernah dilakukan di beberapa negara, warga Amerika sudah mengoleskan sunscreen kepada bayi agar tak terlalu banyak terpapar sinar matahari. Sedangkan di Australia, sunscreen dioleskan kepada bayi-bayi yang sudah berusia lebih dari enam bulan.
Untuk Indonesia, Rachadian menyarankan untuk mengoleskan sunscreen ketika Anda dan si kecil akan berjalan-jalan di bawah matahari, atau saat "berjemur". Sunscreen ini akan berfungsi sebagai proteksi kulit bayi dari radiasi yang berbahaya.
Namun, Anda harus lebih cermat saat memilih sunscreen. Rachadian menyarankan untuk memilih sunscreen yang terdiri atas bahan-bahan fisik, dan bukan organik.
"Sunscreen yang terbuat dari bahan fisik ini biasanya ditandai dengan adanya bahan zinc oxide, dan titanium oxide di dalamnya. Bahan ini aman digunakan untuk kulit sensitif," pungkasnya. Penggunaan sunscreen organik dinilai bisa diserap kulit dan membuat kulit bayi jadi iritasi.
Editor :
Dini